Budi Luhur (Full Version)

Berbudi luhur dengan selalu mengingat Yang Maha Luhur adalah cerminan Akhlak Rosulullah yang ingatannya selalu kepada Yang Maha Luhur dan yang di maksud oleh Abah Aos adalah Para Pecinta Kesucian Jiwa yang mengikuti sunah Kholifah Mursyid. Ingatan ini merupakan hubungan antara makhluk dan kholik, Antara yang dicipta dan Pencipta. Alloh Swt berfirman dalam Al- Qur'an:

“ (Agama kamu) ini tidak lain hanyalah kebiasaan orang dahulu.” (QS. As-Syua'ra: 137)

Alloh SWT memuji Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an :

“Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi luhur yang Agung”. (QS. Al Qolam : 4)

Definisi budi adalah sikap dan perilaku, sedangkan luhur artinya tinggi atau mulia. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia; Budi diartikan sebagai alat bathin (ruhani) yang merupakan paduan akal (pikiran) dan perasaan (hati) untuk menimbang baik dan buruk. Jika akal dan perasaan disatukan maka akan menghasilkan energi kekuatan yang di sebut Samudra Kehidupan atau Sagara Kahuripan atau bias di artikan Bahrul Hayat.

Virtuous by always remembering the Most Noble Messenger is a reflection Morals whose memory is always to the Most Sublime and in the mean by Abah Aos is The Lovers Sanctity of Life who follow the Sunnah Kholifah Murshid. This memory is a relationship between creature and Kholik, between the created and the Creator. Allah Ta'ala says in the Qur'an:

"(Religion ye) is nothing but a habit of the ancients." (QS. As-Syua'ra: 137)

Allah SWT praised the Prophet Muhammad, as stated in the Qur'an:

"And verily thou (Muhammad) truly virtuous the Great". (QS. Al Qolam: 4)

Definition of gratitude is the attitude and behavior, whereas high noble or noble means. In a large dictionary Indonesian; Budi interpreted as a means of inner (spiritual), which is a blend of intellect (mind) and feelings (heart) to weigh the good and bad. If the sense and feeling united it will produce energy force called Ocean Life or Sagara Kahuripan or bias interpreted Bahr Hayat.