HabibHudAlatas App icon

HabibHudAlatas App

★★★★★
★★★★★
(4.72/5)

1.0Free8 years ago

Download HabibHudAlatas App APK latest version Free for Android

Version 1.0
Update
Size 2.22 MB (2,332,434 bytes)
Developer SEWU DEV
Category Apps, Education
Package Name org.habibhudalatas.app
OS 2.2 and up

HabibHudAlatas App APPLICATION description

Semasa kecil habib kelahiran Kebon Nanas, Jakarta Timur, 20 Maret 1959, ini belajar agama kepada kakeknya, Habib Abdullah bin Salim Al Attas. Sang kakek yang kelahiran Hadhramaut, memang masih terhitung salah satu ulama besar di zaman Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang.

Di masa remaja ia kemudian disekolahkan oleh ayahnya, Habib Bagir, ke sekolah katolik. “Ayah ingin saya belajar ilmu pengetahuan umum, tapi kakek menginginkan saya belajar ilmu agama. Maka saya pun belajar di dua sekolah . Sekolah katolik, SD Strada, di polonia, dan madrasah Ruhul Ulum, di Gg. Pedati, Otista masih dekat rumah saya” tuturnya.

Profil: Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Aththos (Kebon Nanas - Jakarta Timur)Guru yang mengajarinya di masa itu antara lain Habib Muhsin bin Jindan, K.H. Damanhuri, K.H. Abdullah Ma’in, K.H. Thoyyib ‘Izzi, dan Ustadz Hadi Jawas. Selepas menempuh pendidikan dasar, Habib Hud melanjutkan ke SMP Antonius, sekolah menengah pertama teladan di Jakarta. Siswa yang masuk sekolah tersebut adalah yang mendapat ranking besar disekolah dasar. Habib Bagir, ayahnya, memang seorang ulama yang berpikiran modern. Sang ayah berharap, kelak Habib Hud bias menjadi seorang insinyur. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Habib Hud kemudian disekolahkan ke STM Pelita jurusan listrik di kenari, Jakarta Pusat. Selepas menamatkan sekolah menengah, ia sempat kuliah di Institut Sains Teknologi Nasional (ISTN) di Cikini selama dua tahun.

Namun, panggilan dakwah dan kecintaan terhadap ilmu agama tampaknya sudah tak terbendung lagi. Habib Hud kemudian memutuskan berhenti kuliah dan mencari beasiswa untuk bisa berangkat ke luar negeri. Dengan beasiswa pemerintah Arab Saudi, ia bisa berangkat ke Makkah, melanjutkan studi di Fakultas Sastra Universitas Ummul Qura. “Tapi saya tidak betah, karena sepertinya mereka memaksakan paham wahabi. Karena itu , sejak 1980 saya memutuskan menjadi santri bebas,” tuturnya.

Selama dua tahun pertama, Habib Hud mengaji kepada beberapa ulama, seperti Sayyid Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Sayyid Ismail Al-Yamani, dan Habib Hasan bin Ahmad Fad’aq. Sekalipun hanya dua tahun, Habib Hud sangat beruntung, sebab ia bisa menghadiri khataman kitab-kitab langka pada majelis-majelis yang digelar ulama-ulama besar di zamannya. Ia bisa hadir pada acara-acara khataman kitab Shahih Al-Bukhari dan kitab Shahih Muslim serta ummahatus sittah (kitab pokok hadist yang berjumlah enam) lainnya, juga beberapa kitab hadist lainnya, seperti Musnad Syafii, Musnad ibn Hanbal, Al Muwaththa’ karya Imam Malik, An-Naawadirul Ushul karya Imam Hakim At-Turmuzdi, Al-Ma’ajim Ats-Tsalatsah karya Abul Qasim At-Thabarani.

Selain itu ia pindah ke madinah dan mengaji kepada Habib Zein bin Smith dan Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri, saat ulama Tarim ini sedang menetap di Madinah, serta beberapa ulama lainnya, juga selama sekitar dua tahun. Kemudian beliau pindah lagi ke Jeddah untuk bekerja. Sembari bekerja ia mengaji setiap ba’da shalat shubuh ke beberapa ulama Jeddah, seperti Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad, Habib Alwi Cherid, dan Habib Yahya bin Ahmad Alaydrus. Ia belajar kepada Habib Yahya bin Ahmad Alaydrus selama tujuh tahun. “Beliaulah yang mendidik saya hingga seperti sekarang ini,” katanya.

Saat tinggal di Jeddah itulah ia menyunting salah satu putri Habib Umar Al-Attas, dan dari perkawinan itu ia mempuinyai empat putra, tiga laki-laki dan satu perempuan. Saat itu Habib Hud sudah betah tinggal di Jeddah dan tak berniat pulang ke Indonesia. Namun nasib menakdirkan lain, ayahanda tercinta wafat pada 1 Januari 1994. Ia diminta pulang dan melanjutkan jejak dakwah sang ayah yang bernaung dibawah Yayasan As-Salafy, yakni lembaga pendidikan, panti asuhan, dan majelis ta’lim. Pada bulan dan tahun itu juga ia pulang ke Indonesia dan langsung mengajar di berbagai majelis ta’lim hingga sekarang. Hari-hari Habib Hud kini tak pernah sepi dari dakwah dan pengajian, baik di Jakarta maupun di sekitar Jabotabek, bahkan juga dibeberapa daerah di luar kota.

As a child Habib birth Kebon Nanas, East Jakarta, March 20, 1959, is studying religion to his grandfather, Habib Abdullah bin Salim Al Attas. Grandfather were born in Hadramout, it is still considered one of the great scholars at the time of Habib Ali bin Abdurrahman Al-Ethiopia Kwitang.

In adolescence he was then schooled by his father, Habib Bagir, to a Catholic school. "My father wanted me to learn general science, but grandfather wanted me to learn the science of religion. So I studied at two schools. Catholic schools, elementary Strada, in polonia and Ghost Ulum madrassa, in Gg. Cart, Otista still close to my house "he said.

Profile: Habib Hud ibn Muhammad Bagir Al Aththos (Kebon Nanas - East Jakarta) Teachers who taught him at that time, among others, Habib Muhsin bin Jindan, KH Damanhuri, K.H. Abdullah Ma'in, K.H. Thoyyib 'Izzi, and Hadi Ustadz Jawas. After basic education, Habib Hud went on to junior Antonius, exemplary junior high school in Jakarta. Students who enter the school is receiving a great ranking elementary school. Habib Bagir, his father, was a modern-minded scholars. The father hopes, someday Habib Hud bias to be an engineer. To realize that goal, Habib Hud then was sent to the STM Pelita electricity majors in walnut, Central Jakarta. After completing secondary school, he had studied at the National Institute of Science Technology (ISTN) in Cikini for two years.

However, the call of preaching and a love of science of religion seems to have been unstoppable. Habib Hud then decided to drop out and look for scholarships to be able to go abroad. With the Saudi government scholarship, he can go to Mecca, continued his studies at the Faculty of Letters, University of Umm Al-Qura. "But I do not feel at home, as they are likely to impose Wahhabi understanding. Therefore, since 1980 I decided to become a free students, "he said.

During the first two years, Habib Hud Koran to some scholars, such as Sayyid Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Sayyid Ismail Al-Yamani, and Habib Hasan bin Ahmad Fad'aq. Although only two years, Habib Hud very fortunate, because he could attend Khataman rare books at assemblies held great scholars of his time. He can be present at events Khataman Sahih Al-Bukhari and Sahih Muslim and ummahatus sittah (book staple hadith of six) others, also several books of hadith, such as Musnad Syafii, Musnad ibn Hanbal, Al Muwatta 'of Imam Malik , An-Naawadirul Usul by Imam Hakim At-Turmuzdi, Al-Ma'ajim Ats-Tsalatsah works of Abul Qasim At-Thabarani.

Besides, he moved to Medina and the Koran to Habib Zein bin Smith and Habib Salim bin Abdullah Ash-Syathiri, scholars Tarim currently being settled in Medina, as well as some other scholars, also for about two years. Then he moved back to Jeddah for work. While working he recite every morning prayer ba'da Jeddah to some scholars, such as Masyhur Habib Ahmad Al-Haddad, Habib Alwi Cherid, and Habib Ahmad bin Yahya Alaydrus. He learned to Habib Yahya bin Ahmad Alaydrus for seven years. "It was he who taught me to like this," he said.

While living in Jeddah that he edited one of the daughters of Habib Umar Al-Attas, and of marriage that he mempuinyai four sons, three males and one female. At that time Habib Hud already at home in Jeddah and did not intend to return to Indonesia. Yet another predestined fate, beloved father died on January 1, 1994. He was asked to go home and continue the trail of propaganda father who shelter under the Foundation As-Salafi, ie educational institutions, orphanages, and informal gatherings. In the same month and year he returned to Indonesia and the direct teaching in various informal gatherings until now. Habib Hud days now never empty of preaching and teaching, both in Jakarta and around Greater Jakarta, even in some areas outside the city.

↓ Read more
HabibHudAlatas App screen 1 HabibHudAlatas App screen 2 HabibHudAlatas App screen 3