Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru icon

Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru

★★★★★
★★★★★
(0.00/5)

1.0Free6 years ago

Download Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru APK latest version Free for Android

Version 1.0
Update
Size 3.81 MB (3,996,471 bytes)
Developer bejestudio
Category Apps, Entertainment
Package Name com.bejestudio.kesenian.tradisional.jaranan.terbaru
OS 4.0.3 and up

Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru APPLICATION description

Aplikasi Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru berisi Kumpulan video dokumenter pertunjukan kesenian tradisional Jaranan.

Seni Jaranan itu mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041. atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.

Sejarah Jaranan :
Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu itu banyak sekali yang melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Songgo Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.

Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Songgo Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Songgo Langit.

Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.

Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet dan jaranan.

Dalam perjalanan mengiringi temantenya Dewi Songgo Langit dengan Pujangganom itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto. Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar digua Selomangklung. Sekarang nama tempat itu adalah selomangkleng.

Karena Dewi Songgo Langit sudah diboyong ke Wengker oleh Pujangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan diberikan kepada kedua adiknya yang bernama Lembu Amiluhut dan Lembu Amijaya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit mengubah nama tempat itu menjadi Ponorogo Jaranan muncul di kediri itu hanya untuk menggambarkan boyongnya dewi Songgo langit dari kediri menuju Wengker Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana Sewandana diarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong.

Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo Muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini.

sumber : wikipedia

#jaranan #kudalumping #kediri #ponorogo #reog #kesenian #tradisional #indonesianculture #culture #kesurupan Traditional Art Gallery Jaranan application contains video documentary set Jaranan traditional art performances.

Jaranan art that emerged since the 10th century Hijri. Precisely in the year 1041 or in conjunction with the royal Kahuripan 2 is divided into the eastern part of the capital Kahuripan Janggala with the West and Panjalu or Kediri kingdom with the capital Dhahapura.

Jaranan history:
King Airlangga had a daughter named Dewi Sangga sky. He is the one kediri very pretty. At that time, a lot of which are applying for, then he held a contest. Applicants Goddess of Heaven Songgo all magic. They both have a high strength. The sky Dewi Songgo not actually want to get married and she want to become a hermit alone. Prabu Airlangga force Dewi Songgo of Heaven To marry. Eventually she will marry one request. Anyone who could make art that does not exist in Java, he would be her husband.

There are some people who want to apply Dewi Songgo of Heaven. Among them are Klono Sewandono of Wengker, Toh Good envoy Singo Barong From Blitar, kalawraha the duke of coastal kidul, and four soldiers who came from Blitar. The applicants jointly join the competition held by the Dewi Songgo sky. They departed from their respective places to Kediri to apply Dewi Songgo of Heaven.

From some applicants that they met on the street and fight before join the competition in Kediri. In the battle was won by Klana Sewandono or Pujangganom. In the battle of Singo Ludoyo Pujangganom winning and losing. At the moment it seems to defeat Singo Ludoyo singo Ludoyo had an appointment with Pujangganom. Lion Ludoyo asked not killed. Pujangganom apparently agreed on the deal. However Pujangganom has a condition that must be escorted temantenya Singo Barong with Dewi Sangga of Heaven to Wengker.

The convoy temanten it must be accompanied by a horse-horse with underground passes to the accompaniment of musical instruments derived from bamboo and iron. In the current era of iron becomes kenong. And the bamboo it became a trumpet and jaranan.

On the way to accompany the Dewi Songgo temantenya Pujangganom sky with it, Singo Ludoyo assumes that he has come to Wengker, but it turns out he was up on Mount Liman. She was angry at that time so he ransacked Mount Liman and now it becomes Simoroto. Finally, before he hit the ground Wengker him back to Kediri. He came out cave of Selomangklung. Now the name of the place is selomangkleng.

Because Dewi Songgo sky was brought to Wengker by Pujangganom and did not want to be king in Kediri, the power given to the second Kahuripan brother named Ox and Ox Amijaya Amiluhut. After Prop sky brought by Pujangganom to Wengker area Bantar Wind, Sky Dewi Sangga rename the place into Ponorogo Jaranan appear in kediri it only to illustrate boyongnya goddess of the sky Songgo kediri towards Wengker Bantar Wind. At the time of Boyongan to Wengker, the Goddess of Heaven and Klana Sewandana Sangga paraded by Singo Barong. Pengarakan was done by plowing of the soil while dancing. Music played is derived from bamboo and iron. In the current era of iron becomes kenong.

To commemorate the contest held by the Goddess of Heaven and her wedding Songgo with Sewandono or poet Klana this Anom make art jaranan kediri society. While in Ponorogo Appears reog. Two of this art actually have almost the same historical roots. Jaranan art is passed down from generation to generation until today.

source: wikipedia

#jaranan #kudalumping #kediri #ponorogo #reog #kesenian #tradisional #indonesianculture #culture #kesurupan
↓ Read more
Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru screen 1 Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru screen 2 Kesenian Tradisional Jaranan Terbaru screen 3