Sejarah Candi Borobudur

Sejarah Candi Borobudur | Asal Usul, Peninggalan, dan Pembangunan Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter Borobudur History | The Origins, Heritage and Development Borobudur is a Buddhist temple, Borobudur is located in the village of Magelang regency, Central Java, built by King Samaratungga, one of the kings of ancient Mataram Kingdom, the descendant Shailendra dynasty. Borobudur name is a combination of words Bara and Budur. Bara from Sanskrit means temple or monastery complex. While Budur comes from the word meaning Beduhur above, thus Borobudur means monastery on the hill. Meanwhile, according to another source, means a mountain having terraces (budhara), while other sources say that Borobudur means monastery on the high ground. Punden Borobudur-shaped building consists of 10 levels, measuring 123 x 123 meters