Thoriqoh Qodiriah Naqsabandyah

Thoriqoh Qoodiriyah Naqsyabandiyah adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah yang didirikan oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi di Makkah pada awal abad ke-13 hijrah/ abad ke-19 M. [1] Dan termasuk tarekat yang mu'tabarah (diakui keabsahannya).
Hal ini menunjukkan bahwa dinamika intelektual umat Islam Indonesia pada saat itu cukup memberikan sumbangan yang berarti bagi sejarah peradaban Islam, khususnya di Indonesia. Kemunculan tarekat ini dalam sejarah sosial intelektual umat Islam Indonesia dapat dikatakan sebagai jawaban atas keresahan Umat akan merebaknya ajaran wihdah al-wujud yang lebih cenderung memiliki konotasi panteisme dan kurang menghargai Syari'at Islam. Jawaban ini bersifat moderat, karena selain berfaham syari'at sentris juga mengakomodasi kecenderungan mistis dan sufistis masyarakat Islam Indonesia. Thoriqoh Qoodiriyah Naqsyabandiyah is a fusion of two great tharekat, namely Thariqah Qadiriyah and Thariqah Naqsyabandiyah founded by Sheikh Ahmad Al-Syambasi Khotib in Makkah in the early 13th century Hijrah / 19th Century AD [1] And the congregation included mu 'tabarah (legitimacy).
This shows that the dynamics of intellectual Muslims in Indonesia at the time it was quite a significant contribution to the history of Islamic civilization, especially in Indonesia. The emergence of this order in the social and intellectual history of Muslims in Indonesia can be said as an answer to the unrest will spread of the teachings Wihdah Ummah al-beings were more likely to have the connotation of pantheism and undervaluation of Islamic Shari'ah. This answer is moderate, because other than the Shari'ah centric berfaham also accommodate sufistis mystical tendency and the Indonesian Islamic community.