Kamus Sejarah icon

Kamus Sejarah

★★★★★
★★★★★
(0.00/5)

1.0Free7 years ago

Download Kamus Sejarah APK latest version Free for Android

Version 1.0
Update
Size 2.35 MB (2,465,525 bytes)
Developer Aris_Studio
Category Apps, Education
Package Name com.Kamus.Sejarah
OS 2.3 and up

Kamus Sejarah APPLICATION description

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia (Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum) - Disebut kebudayaan batu karena alatnya terbuat dari batu, yang terdiri dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.

a. Kebudayaan Batu Tua (Paleolitikum)

Disebut kebudayaan Batu Tua sebab alat peninggalannya dari batu yang masih kasar atau belum dihaluskan. Pendukung kebudayaan ini adalah manusia purba. Berdasarkan daerah penemuannya, kebudayaan Batu Tua dibedakan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

1) Kebudayaan Pacitan

Disebut kebudayaan Pacitan sebab hasil budayanya terdapat di daerah Pacitan (Pegunungan Sewu, Pantai Selatan Jawa). Alat yang ditemukan berupa chopper (kapak penetak) atau disebut kapak genggam. Pendukung kebudayaannya adalah Pithecanthropus erectus dan budaya batu ini disebut stone culture. Selain tempat di atas, alat Paleolitikum ini juga ditemukan di Parigi (Sulawesi), Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatra Selatan).

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia
2) Kebudayaan Ngandong

Disebut kebudayaan Ngandong sebab hasil kebudayaannya ditemukan di Ngandong, Ngawi Jawa Timur. Di sini juga ditemukan kapak seperti di Pacitan dan juga kapak genggam, sedangkan di Sangiran ditemukan batu flakes dan batu chalcedon yang indah.

Di Ngandong ditemukan juga alat dari tulang maka disebut bone culture. Pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis. Penghidupan mereka masih mengumpulkan makanan (food gathering). Mereka mencari makanan dari jenis ubi-ubian dan berburu binatang.

b. Kebudayaan Batu Tengah (Mesolitikum)

Zaman Mesolitikum terjadi pada masa Holosen setelah zaman es berakhir. Pendukung kebudayaannya adalah Homo sapiens yang merupakan manusia cerdas. Penemuannya berupa fosil manusia purba, banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores.

Manusia zaman Mesolitikum hidup di gua-gua, tepi pantai, atau sungai, disebut dalam bahasa Denmark, kjokkenmoddinger (bukit sampah = bukit kerang), yang banyak ditemukan di pantai timur Sumatra. Penemuan alatnya adalah pebble disebut juga kapak Sumatra), kapak pendek (hache courte), dan pipisan (batu penggiling). Selain tempat-tempat di atas, juga terdapat abris sous roche (gua sampah) di Gua Sampung, (Ponorogo, Jawa Timur), Pulau Timor, Pulau Roti, dan Bojonegoro (tempat ditemukannya alat dari tulang).

c. Kebudayaan Batu Muda (Neolitikum)

Disebut kebudayaan Batu Muda (Neolitikum) sebab semua alatnya sudah dihaluskan. Mereka sudah meninggalkan hidup berburu dan mulai menetap serta mulai menghasilkan makanan (food producing). Mereka menciptakan alat-alat kehidupan mulai dari alat kerajinan menenun, periuk, membuat rumah, dan mengatur masyarakat.

Alat yang dipergunakan pada masa ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Daerah penemuan kapak persegi di Indonesia bagian barat adalah di Lahat (Sumatra), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan, dan Lereng Gunung Ijen. Adapun kapak lonjong banyak ditemukan di Indonesia bagian timur, seperti di Papua, Tanimbar, Seram, Serawak, Kalimantan Utara, dan Minahasa.

d. Kebudayaan Batu Besar (Megalitikum)

Disebut kebudayaan Megalitikum sebab semua alat yang dihasilkan berupa batu besar. Kebudayaan ini kelanjutan dari Neolitikum karena dibawa oleh bangsa Deutero Melayu yang datang di Nusantara. Kebudayaan ini berkembang bersama dengan kebudayaan logam di Indonesia, yakni kebudayaan Dongson. Ada beberapa alat dan bangunan yang dihasilkan pada zaman kebudayaan Megalitikum.

1) Menhir
Menhir adalah tiang tugu batu besar yang berfungsi sebagai tanda peringatan suatu peristiwa atau sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Daerah penemuannya di Sumatra Selatan dan Kalimantan.

2) Dolmen
Dolmen adalah meja batu besar yang biasanya terletak di bawah menhir tempat meletakkan sesaji. Daerah temuannya di Sumba, Sumatra Selatan, dan Bondowoso (Jawa Timur). Stone Age culture in Indonesia

Stone Age culture in Indonesia

Stone Age culture in Indonesia (Paleolithic, Mesolithic, Neolithic and Megalithic) - Known rock culture because the appliance is made of stone, which consists of Paleolithic, Mesolithic, Neolithic and Megalithic.

a. Culture Stone Age (Paleolithic)

Referred to Stone Age cultures because legacy tools from stone rough yet refined. Supporting this is the ancient human cultures. Based discovery area, Stone Age culture can be divided into culture and culture Ngandong Pacitan.

1) Culture Pacitan

Known Pacitan culture because culture results are in Pacitan (Sewu Mountains, southern coast of Java). Tools found in the form of a chopper (ax penetak) or so-called hand-held axes. Supporting culture is a culture of Pithecanthropus erectus and the stone is called stone culture. In addition to the above, this Paleolithic tools were also found in Parigi (Sulawesi), Gombong (Central Java), Sukabumi (West Java), and Lahat (South Sumatra).

Stone Age culture in Indonesia
2) Culture Ngandong

Known Ngandong culture because culture results found in Ngandong, Ngawi, East Java. Here is also found in Pacitan axes as well as hand-held axes, whereas in Sangiran found stone flakes and Chalcedon beautiful stone.

In Ngandong found also tools of bone is called bone culture. Supporting culture is Ngandong soloensis and Homo sapiens wajakensis. Their livelihoods are still collecting food (food gathering). They forage on the type of potatoes and hunt animals.

b. Culture Middle Stone (Mesolithic)

Mesolithic era occurred during the Holocene after the ice age ended. Supporting culture is Homo sapiens which is a smart man. Discovery of ancient human fossils, found in Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi and Flores.

Mesolithic age humans living in caves, the beach, or a river, called in Danish, kjokkenmoddinger (hill of garbage = hill shells), which are found on the east coast of Sumatra. The discovery of the instrument is called the ax pebble Sumatra), hatchets (hache courte), and pipisan (grinding stone). In addition to the above areas, there is also a sous roche abris (cave garbage) in the Cave Sampung, (Ponorogo, East Java), Timor, Roti, and Bojonegoro (where the discovery of a bone tool).

c. Culture Batu Muda (Neolithic)

Known Batu Muda culture (Neolithic) because all of the tools have been refined. They had left the hunting life and began to settle and begin producing food (food producing). They created tools from the tool life of handicraft weaving, pot, make a home, and organize society.

The tools used in this period is ax and hatchet shaped square. Square axes discovery area in western Indonesia is in Lahat (Sumatra), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan, and the slopes of Mount Ijen. The oval axes are found in eastern Indonesia, such as in Papua, Tanimbarese, Seram, Sarawak, North Borneo, and Minahasa.

d. Culture Batu Besar (Megalithic)

Megalithic culture called because all the tools that produced a big stone. The continuation of the Neolithic culture as brought by the Second Malays who came in the archipelago. This culture developed alongside the metal culture in Indonesia, namely Dong Son culture. There are several tools and building generated at the time of the Megalithic culture.

1) Menhir
Menhir is a large stone monument pillar that serves as a warning sign of an event or a place of worship of the spirits of ancestors. Discovery area in South Sumatra and Kalimantan.

2) Dolmen
Dolmen is a large stone table which is usually located under the menhir place put offerings. Regional findings in Sumba, South Sumatra, and Bondowoso (East Java).
↓ Read more
Kamus Sejarah screen 1 Kamus Sejarah screen 2